Anggukan , bisa berarti banyak hal.
Mengangguk sebagai tanda persetujuan, atau anggukan sebagai salah satu jalan untuk mengindari pertanyaan which is that question no need answer, rite? Emang beberapa pertanyaan itu kadang gak butuh jawaban. Jawabannya ya pertanyaan itu sendiri. Pasti bingung ya? Ketebak dari alisnya tuh. Kerut kerut. Hehehehe.
Kadang pernyataan pun sulit sekali untuk dikomentari, bahkan untuk disetujui atau di tidak setujui. Contonya ni, pernyataan pernyataan retoris yang emang kita udah tahu jawabannya tapi tetep aja perlu penegasan. Atau pertanyaan pertanyaan retoris yang kita juga udah tahu jawabannya, tapi ditanyakan untuk kepentingan basa basi. You know lah, orang orang kita kan sering banget tuh melontarkan pertanyaan dan pernyataan retoris macam gini. Dan itu sudah dilakukan saat kita masih bayi. Bayangkan. Sekecil itu kita sudah diajari yang tidak tidak. Ow shit.
“anak lo lucu banget, mirip bapaknya deh. Anak siapa ini?” (adegan kayak gini biasanya terjadi dirumah sakit atau dirumah sesaat setelah si bayi lahir. Kalau umur segitu bayi udah bisa langsung ngomong, mungkin dia bakalan jawab kek gini ‘elo muji gue apa naksir bokap gue sih?gitu aja nanya.kalo gue lucu kaya suami lo, panic lo tar’.bisa dibayangkan keributan macam mana yang akan terjadi)
Dan hal hal tetek bengek yang lain. Perlu ya ditanyain?
Kembali membahas anggukan. Mengangguk bisa berarti banyak hal, sepeti persetujuan atau yang lain. Mengangguk itu bukan jawaban. Its just respon. Kalau emang kita gak mau bohong, jawab aja pake anggukan.
Missal ni ya, ada seorang anak yang selalu pulang sore selepas sekolah, ketika ditanya orang tuanya “ kok pulang sore, les ya?” dan dia menjawab dengan ‘anggukan’ bukan berarti dia memboohngi orang tuanya lo. Dia kan mengangguk menyetujui kalau emang dia pulang sore dan bukan menyetujui kalau dia les selepas sekolah. Hehe
0 komentar:
Posting Komentar