Selasa, 29 November 2011

RESENSI : MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH


RESENSI : MOGA BUNDA DISAYANG ALLAH
Pengarang : tere – liye
Penerbit : republika
Cetakan ke 10 , juli 2011



Novel yang terakhir saya baca berjudul Moga Bunda Disayang Allah , karya Tere Liye . novel ini berkisah tentang seorang anak kecil bernama melati yang memiliki masalah dengan tubuhnya. Dan seorang pria bernama Karang yang membantu Melati belajar mengenai kehidupannya. Novel setebal 306 halaman ini cukup menguras air mata, menyentuh sisi paling sensitive dari diri kita , pribadi seorang manusia. Mengajarkan berbagai ilmu yang tanpa kita sadari sebenarnya bisa kita pelajari di kehidupan kita sendiri. Ilmu tentang ikhlas, rasa syukur dan perjuangan dalam sebuah proses pembelajaran. Ilmu tentang hal hal yang sebenarnya kita miliki dan seharusnya kitas syukuri. Ilmu tentang kebebalan manusia yang kadang lupa bersyukur. Pelajaran pelajaran berharga mengenai makna hidup yang sesungguhnya.
Kisah yang sungguh mengharukan. Melati terlahir sebagai gadis kecil yang lucu, dan normal. Sampai diumurnya yang ketiga, baru sejenak ia menikmati indahnya hidup, cahaya terang, dan suara suara merdu disekitarnya, semua itu harus direnggut dari dirinya karena sebuah kecelakaan kecil. Melati benar benar terputus komunikasinya dengan dunia luar saat dokter memvonisnya buta, tuli dan sekaligus bisu.dilain pihak, seorang pria yang sangat mencintai anak anak, menyayangi mereka lebih dari apaun, memahami mereka dengan cara nya sendiri, mampu menjadi motivator hebt bagi anak anak disekitarnya, benar benar sosok pria hebat bagi anak anak , namun tiba tiba ia harus mengalami kecelakaan bersama anak anak di tengah laut lepas. Kecelakaan yang membuat luka hati mendalam bagi pria bernama Karang. Perasaan bersalah menyelingkupi hatinya tiga thun lamanya, sampai suatu hari Bunda memohon padanya untuk membantu penyembuhan Melati .
Benar benar kisah yang mengharukan. Beberapa kali saya sampai meneteskan air mata membaca novel ini. Di beberapa bagian , penulis sangat indah memainkan kata katanya yang puistis. Meski diawal awal cerita cenderung membosankan dan sedikit membingungkn, namun perlahan dan pasti, cerita mulai menemui titik temu ketika sampai dipuncak atau klimaksnya. Saya sendiri terhanyut membaca novel ini sampai lupa waktu. Bahasanya mengalir indah. Sampai pada dua bab terakhir saya masih tidak mengerti kenapa novel ini berjudul “Moga Bunda Disayang Allah” dan bukan berjudul yang lain seperti misalnya “Melati dipeluk Karang” atau apalah yang menggambarkan kisah Karang dan perjuangan Melati bersama sama meski dengan cerita atau latar belakang yang berbeda. Saya baru mengerti ketika sampai pada halaman terakhir dan di kalimat terakhir.
“bunda , met bobo juga, moga bunda disayang Allah”
Saya baru mengerti inti cerita ini.
Selamat membaca novel ini, jangan lupa sediakan tissue . heeheheheh
~ high recommended ~

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates