Sayang, Aku mengenalmu sudah hampir satu tahun, atau mungkin lebih , bila aku menghitung hari hari yang lalu ketika aku mengenalmu hanya sebagai sebatas teman di jejaring sosial semacam Facebook dan Friendster mungkin bila memang kita telah berteman selama itu. Entah bagaimana denganmu , aku kurang tahu. Apakah kamu merasa mengenalku selama aku merasa mengenalmu juga? Sayang, Kamu bukan pria pertama yang kucintai. Cinta pertamaku adalah tetanggaku, yang saat itu-bahkan sampai sekarang,jujur kuakui dia sangat tampan. Mungkin cinta pertamaku adalah si tetangga beruntung itu, yang kutaksir saat aku baru mengenyam bangku sekolah dasar, bertahun tahun yang lalu. Yang sanggup kupertahankan hingga aku di bangku sekolah menengah, lalu aku memutuskan untuk berhenti mencintainya sesaat setelah aku bertemu dengan seorang teman yang sungguh memesona ku waktu itu. Memesona ku dengan segala kesederhanaannya , senyumnya, candanya dan segala hal yang saat itu benar benar membuatku selalu ingin didekatnya. Segala hal, Sayang. Menyenangkan sekali disampingnya. Dia perhatian dengan caranya sendiri. Sayang, dia benar benar membuatku tergila gila. Apapun yang dia lakukan, aku ingin melakukannya. Apapun yang dia sukai, aku ingin menyukainya. Melakukan hal gila bersama. Sebatas itu Sayang, aku mencintainya kala itu. Sebatas aku mencintainya, dan dia tidak membalas cintaku. Ini bertahan cukup lama, melewati masa sekolah menengahku, bahkan hingga awal aku memulao masa kuliahku. Aku masih terbayang sosoknya, sampai aku bertemu pria lain. Yang menggetarkan jiwaku dengan kecerdasannya, pola pikirnya dan ide gila nya meski ide itu tidak pernah berani ia wujudkan. Dia menyentuh hatiku dengan lembutnya, dan ini harus berakhir saat aku tahu dia tidak menyukai wanita sepertiku. Dia memang tidak mengatakan itu secara langsung, hanya dari ceritanya tentang wanita yang ia cintai, aku tahu dan aku memilih mundur perlahan, mempertahankan kedekatanku dengannya sebatas sahabat. Menyakitkan Sayang, tapi lebih baik daripada tidak. Sayang, kamu pria yang tiba tiba muncul begitu saja dihidupku. Bagiku kamu adalah cobaan yang diberikan Tuhan untukku saat Tuhan sedang mendekatkanku dengan seorang sahabat. Sangat dekat bahkan, dan aku hampir pasti memastikan dia mencintaiku , bila saat itu Tuhan tidak menghadirkanmu. Namun, Tuhan mengirimmu untukku hari itu. Entah apa rencana Tuhan, aku tidak tahu. Tuhan memberiku godaan yang sangat besar, yaitu kamu. Hampir pasti aku tergoda dengan cobaan Tuhan yang satu ini. Bagaimana bisa aku mengelak dari rayuannmu, Sayang. Kau memang hebat. Aku mematahkan hati dua pria sekaligus hari itu,Sayang. Hari ketika aku memutuskan untuk memilihmu ditengah banyak pilihan lain yang sebelumnya telah Tuhan hadirkan untukku. Pilihan yang jauh lebih menggiurkan daripada kamu Sayang. Sungguh , aku tidak bercanda. Pria yang pertama adalah seorang pegawai kantor pajak yang ditempatkan di daerah Sumatra. Dia pernah jauh jauh dari Sumatra, mengambil cuti selama 5 hari, untuk menemuiku di sebuah hari Selasa semester lalu. Aku ingat dengan pasti, karena saat itu aku benar benar terkejut dengan kehadirannya didepanku. Benar benar didepanku secara mendadak. Pria kedua juga seorang pegawai negeri sipil disebuah perusahaan transportasi Indonesia. Kamu pasti mengenalnya Sayang. Kamu selalu nampak begitu cemburunya ketika aku terlihat dekat dengan dia difacebook, atau diluar. Iya kan? Kamu hadir saat aku sedang dekat dengan keduanya. Benar benar dekat, bahkan sampai ketika aku mengganti status “lajang”ku di facebook menjadi “menjalin hubungan dengan” hampir semua orang yang mengenalku menduga aku telah resmi berpacaran dengan pria kedua, si anak kereta api. Tapi nyatanya, aku denganmu Sayang. Hingga hari ini. Hingga detik ini ketika aku menulis surat untukmu. Entah apa yang kupikirkan saat itu, tapi aku yakin pilihanku tepat. Tepat memilih pria sepertimu. Pria yang mampu membuatku menjadi diriku yang seperti ini sekarang. Pria yang lebih sering tersenyum untukku, dengan segala tingkah bodoh dan kelupaanku. Pria yang lebih sering tertidur pulas saat sedang bersamaku, meninggalkanku dalam kesendirian yang sialnya tak mampu kuatasi dan aku pun ikut tertidur dipelukmu di sofa itu. Pria yang autis dengan pokernya. Yang autis dengan kehebohannya. Pria yang akan menyanyikan lagu ciptaannya sendiri setiap aku meminta mu untuk paling tidak sekali seumur hidupmu bertindak romantis untukku. Namun tetap saja hingga detik ini kamu tak mampu. Iya kan , Sayang? Sayang , kamu lah satu satunya pria, bahkan yang pertama untukku, yang mampu membuatku sangat merindukanmu. Sangat merindukanmu. Perlu kugaris bawah dan kucetak tebal gak ? hehe. Bahkan aku sering membandingkan pria lain yang berusaha mendekatiku dengan sosokmu. Kalau gak kayak kamu aku gak mau. Bahkan gak lebih dari kamu, aku gak mau :p Sayang, mungkin kamu tidak tahu sebesar apa rasa ini. Sebesar apa aku mencintaimu ? Dengan segala perbedaan yang begitu jelas menjadi dasar kita, aku tidak mempermasalahkan itu. Aku tidak mempersalahkan perbedaan kita sedikitpun . Aku tidak pernah mempersalahkan segala tingkah konyolmu yang terkadang sedikit absurb. Aku tidak marah padamu saat kamu memutuskan untuk mentatoo punggungmu. Aku tidak pernah marah saat kamu merokok meski aku begitu benci asapnya. Aku tidak pernah marah saat kamu pulang malam bahkan dini hari hampir setiap hari hanya untuk menghabiskan waktu bersama teman teman mu. Aku tidak marah saat kamu memaksa untuk tetap ikut latihan futsal padahal saat itu kamu baru saja dari Semarang, mengantarku kembali ke kos. Apa kamu tahu aku mengkhawatirkanmu bahkan lebih dari aku mengkhawatirkan diriku sendiri? Aku bahkan tidak marah saat kamu menggoda cewe cewe itu didunia maya, mungkin beberapa kali aku sangat cemburu namun perlahan kecemberuan itu sirna sesaat setelah kamu meyakinkanku bahwa aku yang terakhir untukmu Bagaimana bisa aku tidak mencintaimu, Kamu pria yang rela di backstreet. Kamu pria yang rela gak ngapelin pacarnya tiap malam minggu. Kamu pria yang rela membangunkanku, mengucap selamat pagi dan terus sms sampai aku membalas sms pagi mu , Karena ketika aku membalas sms mu, itu tanda bahwa aku barusaja terbangun dari mimpiku. Kamu pria yang rela menjemputku dan mengantarku ditempat yang sama. Kamu pria yang rela gak dinner sama pacarnya. Kamu pria yang rela gak nongkrong sama pacarnya disaat teman teman mu yang lain asik nonton konser berdua ditemani kekasihnya. Kamu pria yang rela menghabiskan setiap sayur yang tidak kumakan. Kamu pria yang rela mendengar dan melihat tidurku yang sangat asusila untuk dipandang. Kamu pria yang rela menantiku memberi kabar saat aku benar benar sibuk dengan kegiatan organisasiku. Kamu pria yang menggetarkan jiwaku dengan rayuanmu yang gak ada gombalnya sama sekali. Kamu pria yang sangat pekerja keras menurutku. Pria yang sangat mencintai ibunya, karena itu aku yakin kamu tidak akan menyakitiku. Bukankah kamu punya dua kakak dan seorang ibu yang sangat mencintaimu, dan jika kamu berani menyakiti aku yang sebangsa dengan orang orang yang mencintaimu seperti itu, apa balasan yang akan Tuhan berikan untukmu ? tidak terbayang bukan . Sayang, kamu pria hebat. Hebat dengan segala kekuranganmu. Hebat dalam segala sikap dan sifatmu. Hebat dalam baik dan burukmu. Hebat dalam mencintai dan dicintai. Hebat dalam segala hal, termasuk dalam memenangkan hatiku. Sayang, aku berharap aku bisa mencintaimu hingga mampu membuatmu merasakan cinta seperti yang kurasakan karenamu. Sekali lagi Sayang, aku mencintaimu. Meski dalam diam, dalam kesendirian. dedicated to my lovely :
0 komentar:
Posting Komentar